• Redaksi / Box Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
MABESNEWS
  • Home
  • NASIONAL
  • TNI
  • POLRI
  • POLITIK
  • HUKUM
  • KEJAKSAAN
  • EKONOMI
  • IKN
  • PEMERINTAH
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • Home
  • NASIONAL
  • TNI
  • POLRI
  • POLITIK
  • HUKUM
  • KEJAKSAAN
  • EKONOMI
  • IKN
  • PEMERINTAH
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
MABESNEWS
No Result
View All Result
  • Home
  • NASIONAL
  • TNI
  • POLRI
  • POLITIK
  • HUKUM
  • KEJAKSAAN
  • EKONOMI
  • IKN
  • PEMERINTAH
  • PENDIDIKAN
Home NASIONAL

Operasi Garis Dalam: Dinasti, Propaganda, dan Ancaman Negara Gagal

Admin by Admin
Agustus 31, 2025
in NASIONAL
0
Operasi Garis Dalam: Dinasti, Propaganda, dan Ancaman Negara Gagal
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Penulis : Sri Radjasa, M.BA (Pemerhati Inteliijen) 

 

Mabesnews.tv, -DALAM politik, yang tampak di permukaan seringkali hanyalah kulit tipis dari manuver intelijen yang bergerak di bawah tanah. Sun Tzu dalam The Art of War menuliskan“All warfare is based on deception.” Perang politik pun demikian. Apa yang kini kita saksikan dimana penempatan Gibran sebagai wakil presiden, loyalis Jokowi di kabinet, hingga aksi demonstrasi kolosal, bisa dibaca sebagai tahapan berlapis dari “operasi garis dalam” Jokowi.

 

Samuel Huntington, dalam Political Order in Changing Societies, mengingatkan bahwa negara dengan institusi lemah mudah tersandera oleh kekuatan informal. Indonesia pasca Jokowi persis berada di titik rawan itu. Dengan memanfaatkan kelengahan presiden baru, Jokowi terlihat menanam pengaruh di dua ranah struktural dan psikologis. Secara struktural lewat kader-kader yang mengisi pos menteri dan aparat keamanan, sementara secara psikologis lewat narasi bahwa Prabowo gagal memenuhi janji.

 

Tahap kedua operasi garis dalam mengingatkan pada konsep Clausewitz tentang “center of gravity” dimana titik pusat kekuatan lawan yang harus dilemahkan. Bagi Jokowi, titik itu adalah legitimasi Prabowo di mata rakyat. Blunder-blunder kebijakan dari menteri loyalis Jokowi bukanlah kebetulan, melainkan bagian dari desain untuk mengikis kepercayaan publik. Setiap janji Prabowo diubah menjadi jebakan, dimana semakin ia gagal mewujudkan, semakin kuat narasi oposisi bahwa presiden hanya pandai bicara.

 

Tahap ketiga mengandalkan teknologi dengan media sosial sebagai force multiplier. Operasi psikologis (PSYOPS) dipraktikkan dengan rapi, memobilisasi opini publik hingga menciptakan kesan negara dalam krisis. Paul Linebarger dalam Psychological Warfare menuliskan bahwa propaganda paling efektif adalah yang memanfaatkan luka batin rakyat. Maka isu korupsi, kemiskinan, dan represifitas aparat diangkat bukan sekadar protes, tetapi sebagai bahan bakar gerakan massa. Demonstrasi lalu dipicu agar tampak anarkis, bentrok dengan aparat pun diatur seperti sandiwara, untuk menyebar kesan presiden kehilangan kendali.

 

Tahap keempat adalah fase paling berbahaya yaitu penguasaan penuh atas people power. Inilah skenario “decapitation without coup” atau kudeta tanpa kudeta. Jika Jokowi berhasil mengendalikan massa dan aparat sekaligus, maka 2029 hanyalah formalitas dan dinasti kembali berkuasa. Guillermo O’Donnell menyebutnya delegative democracy, demokrasi yang direduksi menjadi otoritarianisme elektoral.

 

Pertanyaannya, apa risiko bagi bangsa? Jika skenario garis dalam dibiarkan, Indonesia bisa tergelincir menjadi failed state pada 2035. Bukan karena invasi asing, tetapi oleh erosi kepercayaan publik dan dominasi satu dinasti yang mengebiri institusi. Seperti Yugoslavia pada 1990-an, negara bisa runtuh dari dalam oleh ambisi elite yang tak terkendali.

 

Aksi anarkis 25-28 Agustus 2025 menjadi tanda. Bukan hanya rakyat muak pada aparat yang represif, tetapi Polri sendiri kehilangan legitimasi. Setiap pukulan polisi pada demonstran bukan sekadar tindakan keamanan, melainkan amunisi propaganda bagi garis dalam. Seperti kata Machiavelli dalam The Prince yang berbunyi “The arms by which a prince defends himself, if turned against him, will be his ruin (Senjata yang digunakan seorang pangeran untuk membela diri, jika digunakan untuk melawannya, maka akan menjadi kehancurannya).

 

Di sinilah dilema Prabowo. Apakah ia tetap tampil gemoy dan lentur, atau kembali keras kepala seperti yang dulu membuat rakyat percaya? Untuk melawan operasi garis dalam, presiden perlu strategi kontra intelijen dengan mengganti Kapolri yang dianggap centeng Jokowi, merombak kabinet dari kroni berwajah ganda, dan membangun ulang kepercayaan publik.

 

Dalam literatur intelijen, ini disebut counter intelligence operation dengan memutus rantai infiltrasi lawan sebelum mereka menguasai panggung. Tanpa itu, presiden hanya akan menjadi wayang di tangan dalang lama.

 

Sejarah mengajarkan bahwa Soekarno tumbang karena tersandera PKI dan militer; Soeharto jatuh oleh gelombang massa yang awalnya ia abaikan. Prabowo kini berada di persimpangan yang sama. Apakah ia memilih menjadi presiden yang terseret arus operasi garis dalam, atau pemimpin yang menutup pintu dinasti dengan tegas?

 

Rakyat tidak menunggu Prabowo yang gemoy. Rakyat menunggu Prabowo yang keras kepala, yang berani menampar balik operasi garis dalam dengan tindakan nyata. Sebab dalam politik, seperti kata Clausewitz, perang sejatinya hanyalah kelanjutan politik dengan cara lain. Dan bagi Jokowi, politik hanyalah kelanjutan dinasti dengan skenario garis dalam. (Samsul Daeng Pasomba/Tim)

Previous Post

Kapolri dan Panglima TNI Siapkan Langkah Tegas Atasi Aksi Anarkis, Pastikan Pemulihan Keamanan Nasional

Next Post

Pemerintah Kabupaten Nias, Gelar Gerakan Pangan Murah di Sepuluh Kecamatan 

Admin

Admin

Next Post
Pemerintah Kabupaten Nias, Gelar Gerakan Pangan Murah di Sepuluh Kecamatan 

Pemerintah Kabupaten Nias, Gelar Gerakan Pangan Murah di Sepuluh Kecamatan 

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected test

  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Janji Manis Bupati Nias Barat, Eliyunus Waruwu, Terkesan Tak Teringat Kembali. SPK P3K Nias Barat Tidak Di Perpanjang

Janji Manis Bupati Nias Barat, Eliyunus Waruwu, Terkesan Tak Teringat Kembali. SPK P3K Nias Barat Tidak Di Perpanjang

September 9, 2025
3 Anggota Polres Way Kanan Gugur Saat Bertugas Gerebek Judi Sabung Ayam

3 Anggota Polres Way Kanan Gugur Saat Bertugas Gerebek Judi Sabung Ayam

Maret 17, 2025
Terkait Video Viral Pemusnahan Siger Penyimbang Tuho Tiruan, Ini Penjelasan Polres Lampung Tengah

Terkait Video Viral Pemusnahan Siger Penyimbang Tuho Tiruan, Ini Penjelasan Polres Lampung Tengah

Maret 18, 2025
Polemik Sengketa Kepemilikan Papan Reklame Di Perempatan Kota Banjarnegara Akhirnya TR Dipolisikan

Polemik Sengketa Kepemilikan Papan Reklame Di Perempatan Kota Banjarnegara Akhirnya TR Dipolisikan

September 26, 2025

The Legend of Zelda: Breath of the Wild gameplay on the Nintendo Switch

0

Shadow Tactics: Blades of the Shogun Review

0

macOS Sierra review: Mac users get a modest update this year

0

Hands on: Samsung Galaxy A5 2017 review

0
Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Oktober 5, 2025
Janji Tak Dipenuhi, Warga Dusun Gading Desak PT Lentera Group Bayar Kompensasi

Janji Tak Dipenuhi, Warga Dusun Gading Desak PT Lentera Group Bayar Kompensasi

Oktober 5, 2025
Soliditas TNI, Wadan Pasmar 3 Bersama Forkopimda Rayakan HUT TNI Ke-80 di Alun-Alun Aimas   

Soliditas TNI, Wadan Pasmar 3 Bersama Forkopimda Rayakan HUT TNI Ke-80 di Alun-Alun Aimas  

Oktober 5, 2025
Pertambangan emas tanpa ijin(PETI) usai dilaporkan DPC PKR ke pihak yang berwenang kini beroperasi kembali.

Pertambangan emas tanpa ijin(PETI) usai dilaporkan DPC PKR ke pihak yang berwenang kini beroperasi kembali.

Oktober 5, 2025

Recent News

Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Oktober 5, 2025
Janji Tak Dipenuhi, Warga Dusun Gading Desak PT Lentera Group Bayar Kompensasi

Janji Tak Dipenuhi, Warga Dusun Gading Desak PT Lentera Group Bayar Kompensasi

Oktober 5, 2025
Soliditas TNI, Wadan Pasmar 3 Bersama Forkopimda Rayakan HUT TNI Ke-80 di Alun-Alun Aimas   

Soliditas TNI, Wadan Pasmar 3 Bersama Forkopimda Rayakan HUT TNI Ke-80 di Alun-Alun Aimas  

Oktober 5, 2025
Pertambangan emas tanpa ijin(PETI) usai dilaporkan DPC PKR ke pihak yang berwenang kini beroperasi kembali.

Pertambangan emas tanpa ijin(PETI) usai dilaporkan DPC PKR ke pihak yang berwenang kini beroperasi kembali.

Oktober 5, 2025
MABESNEWS

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Follow Us

Browse by Category

  • EKONOMI
  • HUKUM
  • IKN
  • KEJAKSAAN
  • NASIONAL
  • OPINI
  • PEMERINTAH
  • PENDIDIKAN
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • POLRI
  • TNI

Recent News

Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Oktober 5, 2025
Janji Tak Dipenuhi, Warga Dusun Gading Desak PT Lentera Group Bayar Kompensasi

Janji Tak Dipenuhi, Warga Dusun Gading Desak PT Lentera Group Bayar Kompensasi

Oktober 5, 2025
  • Redaksi / Box Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Hak Cipta MabesNews.tv © 2024 Web Development PT.TAB | TabWeb

No Result
View All Result
  • Home
  • NASIONAL
  • TNI
  • POLRI
  • POLITIK
  • HUKUM
  • KEJAKSAAN
  • EKONOMI
  • IKN
  • PEMERINTAH
  • PENDIDIKAN

Hak Cipta MabesNews.tv © 2024 Web Development PT.TAB | TabWeb