Jakarta : Mabesnews.tv
Situasi politik nasional kembali memanas menyusul gelombang unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah dalam beberapa waktu terakhir. Aksi-aksi demonstrasi yang melibatkan ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat ini tidak hanya menunjukkan ekspresi kekecewaan atau tuntutan rakyat terhadap kebijakan tertentu, namun juga mencerminkan dinamika demokrasi yang sedang bergulir di awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menanggapi fenomena tersebut, pengamat sosial politik, Dr. Iswadi, memberikan pandangan kritis namun konstruktif. Ia menilai bahwa gelombang unjuk rasa ini merupakan bentuk ujian awal bagi pemerintahan baru yang belum genap setahun memegang kendali kepemimpinan nasional. Menurutnya, setiap pemerintahan yang baru dilantik pasti akan menghadapi tantangan, baik yang bersifat internal maupun eksternal, dan salah satu indikator ketahanan serta kedewasaan politik pemerintah dapat dilihat dari cara mereka merespons aspirasi publik.
“Unjuk rasa dalam skala besar seperti ini harus dilihat sebagai cermin dari harapan rakyat, sekaligus sinyal bahwa komunikasi antara pemerintah dan masyarakat perlu terus dibangun dengan baik. Ini bukan sekadar kritik, tetapi juga bentuk partisipasi politik warga negara yang dijamin dalam konstitusi,” ujar Dr. Iswadi dalam sebuah wawancara khusus dengan awak media melalui telpon seluler
Ia juga mengingatkan bahwa pemimpin negara perlu mengedepankan pendekatan yang persuasif dan terbuka terhadap suara masyarakat, terlebih di masa-masa awal pemerintahan di mana ekspektasi publik masih tinggi. Kepekaan terhadap kondisi sosial dan ekonomi, menurutnya, menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan publik.
Lebih lanjut, Dr. Iswadi menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara penegakan hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam menangani aksi demonstrasi. Ia menekankan bahwa pendekatan yang represif hanya akan memperkeruh suasana dan dapat memperburuk citra pemerintah di mata publik.
“Setiap bentuk unjuk rasa pasti memiliki akar permasalahan. Pemerintah perlu menyelami akar-akar tersebut dengan kepala dingin dan hati terbuka. Tugas pemerintah bukan hanya mengelola negara secara administratif, tetapi juga menjadi pendengar yang baik bagi rakyatnya,” tambahnya.
Dalam pandangannya, respons Prabowo dan jajaran kabinet terhadap dinamika ini akan sangat menentukan arah pemerintahan ke depan. Apakah Prabowo mampu menunjukkan karakter kepemimpinan yang kuat namun tetap merangkul, atau justru sebaliknya itu akan terlihat dari cara pemerintah mengelola gejolak sosial semacam ini.
Dr. Iswadi juga mengingatkan bahwa demokrasi tidak berarti kebebasan tanpa batas, tetapi juga bukan kekuasaan tanpa kontrol. Oleh karena itu, semua pihak baik pemerintah, aparat keamanan, maupun masyarakat sipil perlu menjaga situasi tetap kondusif, mengedepankan dialog, dan tidak terjebak dalam provokasi atau tindakan yang merugikan kepentingan nasional.
Ia juga menyoroti pentingnya media dalam memainkan peran strategis di tengah situasi seperti ini. Menurutnya, media harus tetap objektif dan berimbang dalam menyampaikan informasi kepada publik. “Media memiliki tanggung jawab moral untuk tidak menyulut emosi massa dengan pemberitaan yang tendensius. Justru di tengah ketegangan seperti ini, media harus menjadi jembatan informasi yang sehat dan mencerdaskan,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Dr. Iswadi menyampaikan harapannya agar pemerintah mampu merespons dengan bijak dan menjadikan momentum ini sebagai bahan refleksi dan koreksi. Ia optimis, jika dikelola dengan tepat, gelombang unjuk rasa ini bisa menjadi titik balik untuk memperkuat legitimasi pemerintah dan membangun kepercayaan publik secara lebih luas.
“Setiap pemimpin besar lahir dari tantangan besar. Ini adalah momen penting bagi Prabowo untuk menunjukkan kualitas kepemimpinan sejati yakni memimpin dengan hati dan akal sehat,” pungkas Dr. Iswadi.
Dengan demikian, demonstrasi yang terjadi saat ini tidak hanya menjadi tantangan teknis di lapangan, tetapi juga menjadi indikator penting sejauh mana pemerintah mampu berdialog dengan rakyatnya, merespons kegelisahan publik, dan memperbaiki kebijakan secara inklusif. Waktu akan membuktikan, apakah Prabowo dan timnya mampu menjawab ujian ini dengan solusi yang tepat, atau justru kehilangan kepercayaan publik yang sudah susah payah dibangun.##
Ads