Mabesnews.tv, Tanjungpinang.— Ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kawasan Gurindam 12 menyuarakan kekecewaannya atas rencana pemerintah melelang pengelolaan kawasan ikonik Tepi Laut kepada pihak swasta. Mereka menilai langkah tersebut bukan hanya mengabaikan kontribusi UMKM, tetapi juga menyingkirkan peran vital rakyat kecil yang selama ini menjadi penopang ekonomi daerah.
Para pedagang menegaskan bahwa mereka bukanlah beban, melainkan pemasok terbesar untuk pajak daerah. “Kalau susu, telur, dan kebutuhan pokok yang kami dagangkan tidak laku, bagaimana kami bisa bayar pajak? Padahal dari pedagang kecil inilah perputaran ekonomi kota berjalan setiap hari,” ungkap salah satu pedagang, ibu Yuni
Setiap malam, transaksi UMKM di Gurindam 12 menyumbang perputaran uang yang besar. Hanya dari penjualan telur misalnya, ribuan butir bisa terserap pasar dalam hitungan jam. Sementara jika masyarakat hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga, jumlah itu nyaris mustahil tercapai. “Bayangkan, kalau di rumah paling beli lima butir telur seminggu. Di sini, dalam satu malam bisa habis tiga kaleng telur. Itu baru satu pedagang, belum ratusan lainnya,” lanjutnya.
Kini terdapat sekitar 300 pedagang aktif di Gurindam 12, yang berarti melibatkan sedikitnya 600 jiwa, mulai dari suami, istri, hingga anak-anak mereka yang menggantungkan hidup pada usaha tersebut. Semua berjalan mandiri tanpa menyusahkan negara, tanpa menuntut biaya hidup dari APBD, bahkan justru menyumbangkan pemasukan pajak secara rutin.
Para UMKM menegaskan bahwa mereka bukan pedagang musiman seperti di kota besar yang mudah datang dan pergi. Sebaliknya, mereka adalah warga asli Tanjungpinang dengan KTP jelas, keluarga jelas, dan hak pilih jelas. Anak, istri, hingga suami sama-sama berdagang demi menyambung hidup.
“Kami bukan pedagang kaki lima yang kalau ditertibkan langsung kabur. Kami ini rakyat Tanjungpinang, warga yang punya hak suara, dan sudah membuktikan mandiri tanpa merepotkan pemerintah. Tapi tiba-tiba kami mendengar kabar Gurindam 12 mau dilelang. Kalau dilelang, kami harus hidup dari mana lagi?” tegas mereka.
Lebih dari sekadar tempat usaha, Gurindam 12 telah menjadi denyut nadi ekonomi rakyat. Ia bukan sekadar ruang komersial, melainkan ruang hidup yang menopang keberlangsungan 300 usaha kecil dan ribuan konsumennya. UMKM berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap fakta bahwa mereka justru menjadi bagian dari solusi ekonomi, bukan masalah.”arf-6