Mabesnews.tv, Ahad, 28-09-2025.M/06 Rabiul Tsani 1447.H.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Idaman setiap org yg normal, ingin bahagia, sejahtera dan selamat di dunia dan akhirat. Bahagia adlah penilaian terhadap diri sendiri dan kehidupannya, yg memuat emosi positif, sperti kenyamanan dan kegembiraan yg me-luap², maupun aktivitas positif yg tdk memuat emosi apa pun, sperti absorpsi dan keterlibatan.
Sayangnya, utk mencapai kondisi bahagia itu, kita sering terjebak pd makna “bahagia” yg cenderung hedonis-materialistik. Bahagia yang diukur dg bnyk nya materi (uang, deposito, properti, investasi) yg terletak pd Ujung²nya Duit (UUD) alias Cuan. Bahagia yg diperoleh ketika telah mapan ekonominya, tajir atau “the have”. Bahagia yg sebatas di dunia ttapi tdk sampai di akhirat. Makna bahagia sperti ini tentu saja semu. Sebab, tajir atau “the have” yg sakit²an atau “pesakitan” pasti tdk bahagia. Begitu pula yg proyeknya gagal, bisnisnya macet, atau koleganya berkhianat.
Ada kiat menuju ke arah itu dg mengikuti arahan Tuhan, walaupun butuh kesabaran dan ketekunan dlm kehidupan nya, diuji dg kekurangan dan kesusahan sblmnya.
Alquran menyebut fenomena bahagia tsb sbg kenikmatan dunia yg sedikit (mataa‘un qaliil) atau bahagia yg semu (smntara), bkn kenikmatan hakiki yg abadi. Ttg kenikmatan duniawi, Allah Swt. befirman,
سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ.
Artinya..
“Dijadikan indah pd (pandangan) manusia kecintaan pd hal² yg diingini (nafsu), yaitu wanita², anak², dan harta yg bnyk dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang² ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yg baik (surga).” (QS Ali Imran 3 atat: 14).
Kecintaan pd materi dunaiwi acap kali membuat kita buta ttg makna kebahagiaan sejati. Kita pun mudah terpesona dan terpukau oleh keindahan dunia dan gemerlapnya, sehingga melupakan tujuan hidup yg sbnrnya, yaitu meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Krn sibuk mengurus harta, tahta, dan wanita, kita lupa utk berbagi senyum kpd sdr kita sesama muslim, lalu dlm hati kita tumbuh sifat² iri, dengki, ria, hasud, bakhil, bangga diri, hingga sombong, dan suka gosip yg blm benar adanya (ghibah). Padahal, sifat² ini pertanda hati kita sakit, sdg kan org yg hatinya sakit niscaya tdk bahagia hidupnya.
Kunci Bahagia adlah Hati yg Bersih
Islam mengajari kita utk bersuci dari iri hati, mk (wudu, tayamum, mandi), mengerjakan shalat, membaca Alquran, mengingat Allah, dan melakukan amal shaleh lainnya, semata agar kita mampu meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nmn, para ulama menilai bhw kunci kebahagiaan adlah hati yg bersih (qalbun saliim). Ketika hati kita bersih (suci), jiwa kita akan terbebas dari segala hal yg menyusahkan, menyedihkan, dan membuat kita menderita kondisi sakit atau jiwa dan pikirannya. Pd titik ini, rasa marah, tegang, kesal, dengki, ria, hasud, bakhil, bangga diri, dan sombong akan berkurang, sdg kan emosi yg positif, sperti kasih sayang, kecintaan, dan kedamaian, akan tumbuh dan meningkat.
Pupuk dg hati yg tulus dan tenang serta ikhlas menerima keadaan (qona’ah), agar termasuk dlm manusia yg diridhoi Allah SWT.
“Wahai jiwa yg tenang!”
“Kembalilah kpd Tuhanmu dg hati yg ridho dan diridoi-Nya.”
“Mk masuklah ke dlm golongan hamba²-Ku,”
(QS. Al-Fajr 89: Ayat 27- 29)
Golongan hamba Allah yg memiliki amal shaleh dan bermanfaat bagi org lain atau peduli terhadap sesama manusia yg baik dan saling menolong berbagi harta yg dicintainya.
Tdk memandang golongan, suku, bhs dan bangsa sbg makhluk ciptaan Tuhan.
Hadits nabi jlskn ttg hamba Allah yg shaleh
Nabi ﷺ mengabarkan bhw Allah -Tabāraka wa Ta’ālā- berfirman : Aku tlah siapkan di dlm surga utk hamba-Ku yg shaleh apa yg fisiknya tdk pernah dilihat oleh mata, sifatnya tdk pernah didengar telinga, dan wujudnya tdk pernah tebersit dlm hati seorg manusia. Abu Hurairah ra- berkata : Bacalah jika kalian mau,
“Mk tdk seorg pun mengetahui apa yg disembunyikan utk mrk yaitu (ber-macam² nikmat) yg menyenangkan hati.” (QS. As- Sajadah ayat 17).
Semoga tlsn ini bermanfaat bagi pembacanya dan kami penulis, mhn maaf bila slh tulis dan kata trllu panjang…🙏🕌🇮🇩
(Samsul Daeng Pasomba)