Mabesnews.tv. Tanjungpinang – Polemik seputar audiensi antara Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad dengan para pelaku UMKM Taman Gurindam 12 masih menyisakan jejak perdebatan. Klaim sepihak yang dilontarkan salah seorang Aliansi Gerakan Bersama (GEBER), YS, bahwa pihaknya menerima undangan resmi untuk bertemu Gubernur, dianggap keliru dan tidak berdasar. Bahkan, sejumlah kalangan menilai manuver tersebut tak lebih dari upaya mencari panggung politik murahan.
Fakta yang bisa diverifikasi jelas menunjukkan pijakan sah berasal dari Surat Pemberitahuan Perkumpulan UMKM Taman Gurindam 12 tertanggal 29 September 2025. Surat tersebut memuat rencana aksi pada 2 Oktober 2025 dan menjadi dasar legal mengapa pertemuan itu kemudian terlaksana. Dalam prosesnya, memang ada pihak yang mengaku sebagai utusan dan ingin menemui UMKM, namun niat tersebut ditolak secara halus oleh perkumpulan.
Dinamika mencapai puncaknya pada malam sebelum audiensi, ketika Perkumpulan UMKM Taman Gurindam 12 menyatakan kesediaan hadir. Kesediaan itu muncul setelah komunikasi resmi dari seorang pejabat Pemprov Kepri diperdengarkan langsung oleh Kasat Intel Polresta Tanjungpinang dan disaksikan aparat kepolisian. Bahkan, perwakilan GEBER sendiri mendengar secara jelas bahwa Gubernur hanya membuka ruang audiensi untuk UMKM, sejalan dengan surat resmi yang diajukan sebelumnya.
Klaim GEBER yang dipelintir seolah mereka menjadi motor utama audiensi otomatis kehilangan legitimasi. “Saya tidak pernah mengundang organisasi lain. Saya hanya ingin mendengar langsung suara UMKM Taman Gurindam 12, karena mereka yang sehari-hari berjuang di lapangan. Tidak ada kepentingan politik di sini. Ini murni komitmen pemerintah untuk mendukung masyarakat kecil,” tegas Gubernur Ansar Ahmad usai pertemuan.
Polisi yang hadir dalam proses ini pun menegaskan peranannya bukan mengambil alih, melainkan menjaga suasana kondusif. Seorang pengamat kepolisian menilai langkah aparat sudah tepat. “Polisi berada di garis netral, tidak punya agenda politik. Mereka hanya memastikan tidak ada chaos. Jika polisi tidak hadir, potensi gesekan bisa memanas karena klaim yang tumpang tindih. Dalam kasus ini, aparat justru menjadi pagar kokoh demokrasi,” ujarnya.
Dari sisi sosial politik, sejumlah pengamat menilai GEBER tengah menghadapi krisis legitimasi. Kehadiran mereka yang mencoba menempel pada isu UMKM justru dianggap memperlihatkan kegagalan strategi. “Ada gejala kehilangan panggung. Ketika aspirasi UMKM sudah dikawal langsung oleh Gubernur, pihak luar yang mencoba masuk justru terlihat tidak sportif. Alih-alih memperkuat posisi masyarakat, klaim itu malah memperlemah kredibilitas organisasi sendiri,” kata seorang akademisi politik lokal.
Audiensi itu sendiri berlangsung konstruktif dan menghasilkan kejelasan arah kebijakan. Gubernur bersama kepala dinas terkait menegaskan Pemprov Kepri akan menggandeng Pemkot Tanjungpinang dalam pengelolaan kawasan Gurindam 12, dengan UMKM ditempatkan sebagai garda terdepan. “Kami pastikan pedagang tidak akan digusur. Mereka akan ditempatkan di lokasi yang layak, rapi, dan nyaman. Tugas pemerintah adalah menjamin keberlangsungan usaha kecil agar tumbuh dalam suasana harmonis,” ucap Gubernur Ansar Ahmad.
Ketua Perkumpulan UMKM Taman Gurindam 12, dan Maladi wakil ketua 2 Perwakilan Makanan Cemilan mengaku lega atas jaminan yang diberikan langsung oleh Gubernur. “Selama ini kami hanya ingin kepastian, jangan sampai UMKM dijadikan objek tarik-menarik kepentingan. Syukurlah Pak Gubernur mendengar langsung aspirasi kami dan memberikan jawaban yang menenangkan. Fokus kami hanya satu, bagaimana UMKM bisa tetap hidup dan berkembang,” ungkapnya.
Klarifikasi ini sekaligus menutup ruang spekulasi liar yang berkembang. Perkumpulan UMKM Taman Gurindam 12 dalam pertemuan tersebut, menegaskan mereka tidak membicarakan soal pelelangan, tender, atau agenda politik lain. Fokus tunggal mereka adalah memastikan keberlangsungan UMKM di kawasan ikonik Tepi Laut Tanjungpinang. Dengan posisi tegas ini, setiap upaya pihak luar untuk menunggangi isu UMKM demi kepentingan politik praktis kandas dengan sendirinya.
Andi Rio