Mabesnews.tv- Batam – Suara peringatan terdengar jelas dari Muhammad Amin, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, dalam sebuah forum budaya yang dihadiri tokoh masyarakat, akademisi, dan pemuda lokal. Bahasa Melayu, identitas utama masyarakat Melayu, menghadapi ancaman nyata: tanpa intervensi formal, generasi muda Batam bisa meninggalkannya dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.
“Bahasa Melayu bukan sekadar alat komunikasi, tetapi simbol identitas dan kebanggaan kita. Jika kita tidak mengajarkannya secara formal di sekolah dan menghidupkannya dalam tradisi, generasi muda hanya akan mengenal bahasa ini secara pasif,” tegas Muhammad Amin. Ia menekankan perlunya pemerintah mengeluarkan peraturan daerah (Perda) untuk pembelajaran bahasa Melayu, agar bahasa ini tetap lestari dan relevan.
Budaya dan Tradisi Belum Cukup
Selama ini, bahasa Melayu bertahan melalui keluarga, masyarakat, dan kegiatan nonformal. Namun, pengaruh globalisasi dan dominasi bahasa Indonesia di sekolah dan media sosial membuat bahasa Melayu mulai tergeser. Data LAM Kota Batam menunjukkan lebih dari 70% remaja Melayu menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa dominan di ranah publik, sedangkan bahasa Melayu hanya digunakan di rumah atau acara adat. Fenomena ini dikenal sebagai selektivitas domain, di mana bahasa hanya aktif pada ranah tertentu.
Pengamat budaya menyatakan, kehilangan bahasa berarti kehilangan sejarah dan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan selama berabad-abad. “Bahasa Melayu adalah memori kolektif masyarakat Riau. Hilangnya bahasa berarti hilangnya warisan budaya yang tak ternilai,” ujar Dr. Hanafi, pakar budaya Melayu dari Universitas Riau.
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Penting
Dalam acara tersebut, peserta sepakat bahwa pelestarian bahasa Melayu membutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Strategi yang diusulkan meliputi pengintegrasian bahasa Melayu ke kurikulum sekolah, pelatihan guru, penyelenggaraan lomba dan festival budaya berbahasa Melayu, serta revitalisasi seni tradisi lokal.
Muhammad Amin menambahkan, “Kegiatan budaya dan seni yang menggunakan bahasa Melayu akan menumbuhkan rasa bangga dan kecintaan generasi muda terhadap bahasa mereka sendiri. Ini bukan hanya soal bahasa, tetapi soal identitas dan kelangsungan budaya Melayu di Batam.”
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kesadaran masyarakat, bahasa Melayu di Batam diharapkan tetap hidup, menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas, serta memperkuat identitas budaya Melayu bagi generasi sekarang dan mendatang. ( NS) .