• Redaksi / Box Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
MABESNEWS
  • Home
  • NASIONAL
  • TNI
  • POLRI
  • POLITIK
  • HUKUM
  • KEJAKSAAN
  • EKONOMI
  • IKN
  • PEMERINTAH
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • Home
  • NASIONAL
  • TNI
  • POLRI
  • POLITIK
  • HUKUM
  • KEJAKSAAN
  • EKONOMI
  • IKN
  • PEMERINTAH
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
MABESNEWS
No Result
View All Result
  • Home
  • NASIONAL
  • TNI
  • POLRI
  • POLITIK
  • HUKUM
  • KEJAKSAAN
  • EKONOMI
  • IKN
  • PEMERINTAH
  • PENDIDIKAN
Home NASIONAL

Besting Gestapu dan Menkeu Purbaya 

Admin by Admin
Oktober 1, 2025
in NASIONAL
0
Besting Gestapu dan Menkeu Purbaya 
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh, Maman A. Majid Binfas 

 

Mabesnews.tv, Diksi “Besting” dalam bahasa Inggris berarti mengalahkan seseorang atau sesuatu dalam pertarungan atau kompetisi, sering kali dengan menunjukkan keunggulan yang signifikan. Di samping, ada juga menggunakan nama perusahaan, seperti Besting Logistics atau berorientasi kepada dunia hiburan menggunakan  judulnya, “Besting The Best Of The Best” adalah judul lagu dari Brian Tyler yang tersedia di Spotify.

 

Bahkan, ada juga drama yang berjudul “The Best Thing” mereka menggunakan “besting” dikeranakan ada kaitan dengan konteks hubungan dan perkembangan diri.

 

Namun, diksi Besting pada topik goresan ini, yakni sinonim dari “Bendera Setengah Tiang” Milad/hari kejadian Gerakan berdarah tiga puluh september 1965 atau dikenal dengan istilah Gestapu/ G30S PKI.

 

Gestapu yang selalu diperingati pada setiap tahun dengan menegakkan kibaran bendera setengah tiang, bukan berati membangkitkan untuk berbalas dendam. Tetapi, mereinkarnasi agar logika beradius isi otak jeroan yang hanya mengedepankan tindakan kebiadaban dan kezaliman agar tidak kembali berulang untuk berkalam.

 

Perbuatan kejam yang berkadar logika jeroan demikian mesti dikuburkan di muka bumi yang bersemesta kemerdekaan sejati. Akar nilai kemerdekan sejati yang mesti dikedepankan. Merdeka dari penderita luar biasa, akibat yang diperlakukan oleh kebiadaban kolonialisme yang berotak isi jeroan ceboan.

 

Itu esensi dari kandungan sumpah dalam pembukaan UUD 45, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”.

 

Bukan lagi bah logika isi jeroan demikian, kini nilai nilai demikian didaur kembali oleh bangsa sendiri, demi isi jeroannya sehingga nilai esensi dari sumpah UUD 45 dicabik dan dicabulin tanpa berkeperikemanusiaan lagi, baik secara kasat mata maupun berhalusinasi semata.

 

Namun, yang mesti di Besting, adalah durasi diksi bermata perikemanusiaan di dalam menegakkan rasa keadilan yang berkeadaban santun. Tidak lain, esensinya guna merealisasikan isi kandungan UUD 45 dan sila sila dari Pancasila. Sebagaimana dinukilkan dalam sub bagian goresan di Pedoman Karya tanggal 05/9/2025.  Di mana, goresan bertopik ‘Presiden, Demokrasi ala Hewan” dengan bagian sub yang berkaitan tentang esensi Sila pertama dari Pancasila sebagai pengatarnya. “Kalau memang telah bersepakat dengan esensi dari demokrasi Pancasila bukan sekadar hanya sebagai sistem politik, tetapi juga sistem nilai-nilai yang mengikat semua aspek kehidupan negara dan masyarakat.

 

Maka, esensi dari akar nilai-nilai etis kemanusiaan yang berketuhanan tulen sebagai landasannya, yakni berlogika pada konsep yang tidak lepas dari kesadaran religius, seperti yang tercermin dalam sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.

 

Kemudian, diimplementasikan menjadi tauhid sosial sebagai wujud nilai nilai demokrasi yang bermoral kemanusiaan yang Berketuhan tulen sehingga berkeetisan di dalam hidup merajut nilai moralitas kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong, sebagai karakter bangsa Indonesia yang berkeadaban santun.”

 

Keadaban santun mesti berkaitan kualitas pemaknaan agama dengan tindakan nyata yang sesungguhnya yang diharapkan oleh Tuhan dan para Nabinya.

 

Bukan sekedar orasi dangkalan yang hanya arogansi dengan bertendesius kepada angka mayoritas gincuan tanpa aksi ketulusan nyata secara tulen yang Berketuhanan sebagaimana diharapkan untuk berkeadaban santun dengan menghindari gerakan keberingasan. Sebagaimana jejak kelam yang dilakukan oleh para Gestapu/G30S PKI, yang membunuh secara sadis para Jenderal tahun 1965.

 

Atas kejadian tersebut, sehingga dimiladkan untuk diperingati setiap tahun dengan mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda berduka atas gugurnya pahlawan revolusi dari kebiadaban Gestapu nan haus darah.

 

 

Gestapu Berdarah

 

 

Berkibar bendera merah putih sebagai simbol darah keberanian sejati nan suci.  Guna mengibarkan takbiran nan benderang angkasa semesta berjingga tanpa tepi.

 

Kau, Aku kibar sejak jelang 17 Agustus hingga kini 30 September 2025 diturunkan setengah tiang, guna memperingati duka berdarah kepada pahlawan revolusi korban atas kebidaban dan kebejatan berdarah oleh PKI.

 

AKu, kirim doa nan benderang bersalaman cinta tiada berhingga untuk dikenang berkalam. Sekalipun, bukan jua kesan dikenang untuk setengah hati bah bendera setengah terpasang di tiang.

 

Atau bukan jua, bah ikutan budaya berjejak kepada abad 17 yang direinkanasi kembali. Namun, ini hanya simbolikalisasi tanda berduka kami kepada para pahlawan yang gugur atas kebiadaban berdarah oleh Gestapu PKI durjana mesti berkalang pantang berulang.

 

 

Berkalang

 

 

kau buang sembarang, Aku bakar benderang jadi abu, dan berkalang

 

kau taburin, Aku tebarin jadi debu dan berkalang

 

kau percikan, Aku cairkan jadi lumpuran, dan berkalang

 

kau kembali sediakala dan berkalang

 

Termasuk, bekalang dari logika isi otak jeroan yang suka desperate/kebeletan  di dalam estafet ceboan.

 

 

Desperate

 

 

Diksi desperate dari bahasa Inggris boleh dimaknai dengan kebeletan atau putus asa yang tak karuan.

 

Diksi Kebelet/_an merupakan bahasa gaul yang berarti ingin sekali atau tidak tertahankan lagi untuk melakukan suatu keinginan, terutama yang berkaitan dengan keinginan buang air atau kebutuhan lainnya.

 

Namun, saya lebih memilih di dalam diksi goresan mengenai ‘desperate’ dengan makna kebeletan atau belepotan dibanding dengan kata ke_putus asa_an.

 

Sekalipun, esensi putus asa berarti kehilangan semua harapan di dalam menghadapi gelora kehidupan. Jika, berada dalam situasi putus asa, maka itu berarti keadaannya sungguh sangat buruk, baik logika bersifat pikiran maupun dalam kerangka jasad beragam urat kesarafan akan durasi kemedisan.

 

Bahkan diksi desperate sebagai topik film yang dilayarkan tahun 2014,”Desperate: A Ray of Light in the Face of Tyranny.”

 

Topik film ini, sangat inspiratif dan dramatis yang diangkat dari kisah nyata. Di mana, Jenderal Nazi Von Ulbricht (Greg Mullavy) putus asa ketika putranya yang terluka dibawa ke rumah sakit dan tidak ada ahli bedah yang bersedia mengoperasinya.

 

Film ini merupakan film drama pendek yang dibintangi oleh Peter Mark Richman, yang berperan sebagai dr. Blumenthal, seorang ahli bedah Yahudi yang ditahan di kamp kematian selama Perang Dunia II.

 

Kehadiran diksi, baik di dalam goresan maupun secara lisan merupakan gambaran kesehatan logika akan radius bersirkulasi akan saraf kejiwaan manusia sesungguhnya.

 

Sungguh bukan jua diharapkan bah kebeletan diksi Menkeu Purbaya yang berceloteh; “Itu suara sebagian kecil rakyat kita, kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu hidupnya, masih kurang ya”(detikjabar 09/9/ 2025).

 

Maka, publik bereaksi dengan cekatan memaki kebeletan Purbaya dan saya pun spontan menyeprotinnya, yakni lebih kurang, sebagaimana berikut.

 

 

Hei Bung Purbaya mesti Logisin

 

 

Kalau sudah berhadapan dengan logika akademis mesti berdata yang dapat dipertanggungjawabkan, dan bukan dengan apologistik simbolikalisasi diksi berkata kata melompong doang

 

Begitu pula bila berhadapan dengan publik, sekalipun melalui goresan di media sosial, di samping juga memperhatikan konteksnya!

 

Dari kedua hal di atas, boleh jadi sebagai akumulasi dari identitas juga menjadi idealistik mesti pertimbangkan sebagai nilai keetisan logika di dalam berestetika beragumentatif kelogisan.

 

Termasuk, kedua bagian di atas sebagai akumalasi keilmiahan tanpa pandang buluan, tidak ada bang bing bung lagi, manakala telah berdata yang dapat dipertanggungjawabkan secara logis.

 

Terkecuali, memang konteks ada kaitannya dengan candaan yang bisa ditolerir untuk sekedar apologistik bersifat gurauan saja.

 

Hal itu, menjadi kesan serius pada diksi berikut ini juga, bukan menjadi candaan berlebihan.

 

Logika sungsang kebeletan begitu yang bisa jadi biang kerok yang memancing gejolak di air keruh lagi_

 

Jaga lisanmu bung Purbaya, dan

sebaiknya, buang arogansi labiodental sok berlebihan nanti berbahaya buat dirimu dan keluargamu.

 

Terutama, bagi bangsa yang lagi Presiden Prabowo Subianto, sedang memgademkan publik Indonesia semesta agar tentram untuk bernderang dalam berkibar, sekalipun bah molekul diatomik senihilan apapun bentuknya akan terbaca.

 

 

Diatomik pun Terbaca

 

 

Kau hanyalah batu kerikil yang tak berdosa nan terpantul juga terpelanting dari cela atap juga terhantam, dan terbakar angkara nan segera karam

 

Jelas, akan lenyap dilahap api membara bersama Abu Lahab yang diazab hampa asap. Bahkan, asap atau bau busuk, sekalipun dibungkusin apapun yang belapisan dengan beton serta disenyapin dengan beragam cara. Tetapi, aroma tetap saja tercium merona tanpa terbatasi-

 

Sekalipun, atlas jarak ruas berwaktu masih tembus melintasi

beradius rotasi juga terdeteksi. Jangan kerikil debu berpasir, bahkan molekul hidrogen diatomik bagian terkecil dari atom pun terbaca. Termasuk, sirkulasi akan durasi diatomik titelan rasa getaran akan kepanikan atau ketakutan untuk dikafanin yang sedang menanti dengan setia.

 

 

Titelan Akhir Dikafanin

 

 

Kini, jiwa sukmamu telah mengawang bergentayangan melolong hampa karuan di udara tak berawan

 

Berarti jasadmu, kini telah melompong tidak bermakna lagi, sekalipun masih menggonggong meraung raung di bumi.

 

Namun, bah mumian dan bahkan melebihi bangkai hewan yang berjalan

 

Bila telah demikian, sisa kremasi  pemakaman ‘tuk segera dimasifin di dalam gerbong ke_Asfala safilin-an kedunguan sebagai otak titelan akhir, hanyalah kain kafan dibungkusin.

 

 

Dasar Otak Dunguan

 

 

Orang yang terjangkiti saraf otak akut dunguan, memang sulit disiumankan akan kemajnunannya, biar puluhan tahun pun diterapi secara masifan tetap saja akutan.

 

Bahkan, orang yang waras menjenguknya, dibilangin tak waras pula !

 

Dasar kedunguan akutan, memang kita mesti memahaminya dengan kewarasan lebih nan berlogika super kesabaran pula !

 

Bukan jua kilas balik akan tapak berjejak, bah “Kain merah bara api ” semakin membara guna menanti dengan setia di alam kuburan berhingga kiamatan.

 

Jadi, eloknya kebiadaban Gestapu sehingga selalu diperingati pada setiap tahun dengan menegakkan kibaran bendera setengah tiang, bukan jua hendak membangkitkan rasa mencekam untuk berbalas dendam. Tetapi, mereinkarnasi akan logika beradius isi otak jeroan yang hanya mengedepankan tindakan kebiadaban dan kezaliman mesti dikuburkan sehingga tidak berulang untuk berkalam.  Termasuk, gaya logika kebeletan sungsang berisi jeroan yang hanya mengedepankan arogansi an sich doang mesti dibuang jauh sehingga tidak semakin keruh keadaan. Bah melorotnya nilai rupiah semoga tidak menjadi-jadi akibat dari kebeletan diksi Menkeu Purbaya. Namun, publik menunggu bukti, sebagaimana dikoar-dikoarinnya di CNN: “Saya yakin (rupiah) akan balik ke level fundamentalnya,” di dalam media briefingnya.

Manakala tidak terbukti, mungkin tidak juga terlalu keliru bila publik akan Mebesting; Memasang Bendera setengah tiang bagi Menkeu bung Purbaya pun akan berkaram. Wallahu’alam

Previous Post

Kapolres Pidie Cek Kendaraan Dinas Pamapta untuk Dukung Tugas Patroli dan Penanganan TPTKP

Next Post

Polres Sumbawa Ungkap Kasus Narkoba, Satu Pria Pengedar Ditangkap dengan Sabu 1,46 Gram

Admin

Admin

Next Post
Polres Sumbawa Ungkap Kasus Narkoba, Satu Pria Pengedar Ditangkap dengan Sabu 1,46 Gram

Polres Sumbawa Ungkap Kasus Narkoba, Satu Pria Pengedar Ditangkap dengan Sabu 1,46 Gram

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected test

  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Janji Manis Bupati Nias Barat, Eliyunus Waruwu, Terkesan Tak Teringat Kembali. SPK P3K Nias Barat Tidak Di Perpanjang

Janji Manis Bupati Nias Barat, Eliyunus Waruwu, Terkesan Tak Teringat Kembali. SPK P3K Nias Barat Tidak Di Perpanjang

September 9, 2025
3 Anggota Polres Way Kanan Gugur Saat Bertugas Gerebek Judi Sabung Ayam

3 Anggota Polres Way Kanan Gugur Saat Bertugas Gerebek Judi Sabung Ayam

Maret 17, 2025
Terkait Video Viral Pemusnahan Siger Penyimbang Tuho Tiruan, Ini Penjelasan Polres Lampung Tengah

Terkait Video Viral Pemusnahan Siger Penyimbang Tuho Tiruan, Ini Penjelasan Polres Lampung Tengah

Maret 18, 2025
Polemik Sengketa Kepemilikan Papan Reklame Di Perempatan Kota Banjarnegara Akhirnya TR Dipolisikan

Polemik Sengketa Kepemilikan Papan Reklame Di Perempatan Kota Banjarnegara Akhirnya TR Dipolisikan

September 26, 2025

The Legend of Zelda: Breath of the Wild gameplay on the Nintendo Switch

0

Shadow Tactics: Blades of the Shogun Review

0

macOS Sierra review: Mac users get a modest update this year

0

Hands on: Samsung Galaxy A5 2017 review

0
Sinergitas TNI POLRI Saat Perayaan HUT ke-80 TNI di Kodim 0827/Sumenep 

Sinergitas TNI POLRI Saat Perayaan HUT ke-80 TNI di Kodim 0827/Sumenep 

Oktober 6, 2025
Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Oktober 5, 2025
Janji Tak Dipenuhi, Warga Dusun Gading Desak PT Lentera Group Bayar Kompensasi

Janji Tak Dipenuhi, Warga Dusun Gading Desak PT Lentera Group Bayar Kompensasi

Oktober 5, 2025
Soliditas TNI, Wadan Pasmar 3 Bersama Forkopimda Rayakan HUT TNI Ke-80 di Alun-Alun Aimas   

Soliditas TNI, Wadan Pasmar 3 Bersama Forkopimda Rayakan HUT TNI Ke-80 di Alun-Alun Aimas  

Oktober 5, 2025

Recent News

Sinergitas TNI POLRI Saat Perayaan HUT ke-80 TNI di Kodim 0827/Sumenep 

Sinergitas TNI POLRI Saat Perayaan HUT ke-80 TNI di Kodim 0827/Sumenep 

Oktober 6, 2025
Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Oktober 5, 2025
Janji Tak Dipenuhi, Warga Dusun Gading Desak PT Lentera Group Bayar Kompensasi

Janji Tak Dipenuhi, Warga Dusun Gading Desak PT Lentera Group Bayar Kompensasi

Oktober 5, 2025
Soliditas TNI, Wadan Pasmar 3 Bersama Forkopimda Rayakan HUT TNI Ke-80 di Alun-Alun Aimas   

Soliditas TNI, Wadan Pasmar 3 Bersama Forkopimda Rayakan HUT TNI Ke-80 di Alun-Alun Aimas  

Oktober 5, 2025
MABESNEWS

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Follow Us

Browse by Category

  • EKONOMI
  • HUKUM
  • IKN
  • KEJAKSAAN
  • NASIONAL
  • OPINI
  • PEMERINTAH
  • PENDIDIKAN
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • POLRI
  • TNI

Recent News

Sinergitas TNI POLRI Saat Perayaan HUT ke-80 TNI di Kodim 0827/Sumenep 

Sinergitas TNI POLRI Saat Perayaan HUT ke-80 TNI di Kodim 0827/Sumenep 

Oktober 6, 2025
Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Wali Kota Sibolga Hadiri Upacara Parade HUT Ke-80 TNI di Medan

Oktober 5, 2025
  • Redaksi / Box Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Hak Cipta MabesNews.tv © 2024 Web Development PT.TAB | TabWeb

No Result
View All Result
  • Home
  • NASIONAL
  • TNI
  • POLRI
  • POLITIK
  • HUKUM
  • KEJAKSAAN
  • EKONOMI
  • IKN
  • PEMERINTAH
  • PENDIDIKAN

Hak Cipta MabesNews.tv © 2024 Web Development PT.TAB | TabWeb