MabesNews.tv. Bireuen, 10 Oktober 2025, Ribuan masyarakat kembali memadati kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Cot Gapu pada malam keempat perayaan Pekan Budaya Bireuen 2025, yang merupakan bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Bireuen. Antusiasme warga tak surut, bahkan semakin meningkat meskipun acara telah memasuki hari keempat sejak dibuka.
Pekan budaya tahun ini menampilkan keberagaman kekayaan budaya lokal yang dikemas dalam suasana penuh hiburan, edukatif, dan meriah. Mulai dari pertunjukan seni tradisional, pameran produk unggulan, hingga ragam kuliner lokal tersaji untuk dinikmati masyarakat secara gratis dan terbuka.
Panggung Budaya Jadi Pusat Perhatian
Sorotan utama malam itu tertuju pada panggung utama yang menampilkan berbagai pertunjukan seni tari khas Aceh. Beberapa penampilan yang berhasil mencuri perhatian di antaranya adalah Tari Kreasi Aceh dari Sanggar Geulanta binaan Dicky Benson, Seudati dari Syekh dan Geunta binaan A. Bakar AR, serta Tari Ratoeh Jaroe oleh Sanggar Merah Delima Universitas Almuslim
Penampilan para penari yang energik dan penuh penghayatan berhasil memukau penonton yang memadati area panggung. Riuh tepuk tangan dan sorakan penonton terdengar setiap kali pertunjukan usai, menunjukkan betapa seni tradisi masih mendapat tempat di hati masyarakat Bireuen.
Pameran UMKM dan Kecamatan Ramaikan Suasana Selain pertunjukan seni, puluhan stand dari dinas pemerintah, pelaku UMKM, hingga perwakilan dari kecamatan-kecamatan turut meramaikan acara. Mereka memamerkan berbagai produk unggulan, mulai dari kerajinan tangan, busana, hasil pertanian, hingga inovasi lokal lainnya.
Stand-stand tersebut tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memberikan ruang interaktif bagi pengunjung untuk mengenal lebih dekat potensi yang dimiliki tiap wilayah di Kabupaten Bireuen.
“Ini bukan sekadar hiburan, tapi juga ajang promosi produk lokal yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujar Cut Zakia, salah satu pengunjung asal Gandapura.
Dampak Ekonomi untuk Masyarakat
Keberadaan pedagang kaki lima dan pelaku UMKM di area RTH Cot Gapu juga turut menambah semarak. Dengan jumlah pengunjung yang tinggi setiap malam, mereka mengaku mendapatkan peningkatan pendapatan yang signifikan.
“Biasa jualan sore sampai malam, tapi selama pekan budaya ini, dagangan saya habis lebih cepat dari biasanya. Alhamdulillah,” ungkap Hasbi, pedagang sate yang sudah berjualan sejak hari pertama acara.
Komitmen Pemerintah Hadirkan Ruang Budaya Bupati Bireuen H. Mukhlis, ST yang hadir langsung meninjau acara menyampaikan bahwa Pekan Budaya ini adalah bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung pelestarian budaya dan memberikan hiburan yang layak bagi seluruh masyarakat.
“Kita ingin menciptakan ruang kebersamaan, hiburan, dan edukasi budaya yang dapat dinikmati semua kalangan. Ini adalah bagian dari identitas kita sebagai masyarakat Bireuen,” ujarnya.
Momentum ini pun mendapat respons positif dari warga. Salah seorang pengunjung, Erdiansyah, menyatakan bahwa acara seperti ini sangat dinanti masyarakat. “Setahun sekali kami bisa menikmati hiburan dan budaya dalam satu tempat. Ini jadi ajang kumpul keluarga dan melepas penat,” katanya.
Budaya sebagai Pemersatu dan Penggerak
Pekan Budaya Bireuen 2025 membuktikan bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan geliat ekonomi lokal dan semangat kebersamaan. Di tengah tantangan zaman dan dinamika ekonomi, acara ini menjadi oase hiburan sekaligus pengingat akan pentingnya menjaga warisan budaya.
Pekan budaya masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan, dan masyarakat pun diharapkan terus hadir, mendukung, serta menikmati sajian yang disiapkan panitia.##