MABESNEWS.TV, SOLO — Para pelancong dan kaum LDR yang sering menjadikan Stasiun Solo Balapan sebagai titik temu, bersiaplah untuk sebuah perubahan drastis.
Alunan merdu lagu “Bengawan Solo” karya Gesang yang selama ini menjadi soundtrack ikonik stasiun, kini resmi hening dan tak bisa kita dengar lagi di stasiun.
Lagu legendaris yang selalu menyambut kedatangan dan melepas kepergian itu kini telah “dipensiunkan” oleh pihak stasiun.
Penyebabnya bukan karena lagunya sudah tidak relevan, akan tetapi penyebab utamanya adalah momok paling menakutkan di era ini yaitu royalti.
Karena khawatir harus membayar “pajak nada” setiap kali lagu itu diputar, manajemen stasiun memutuskan untuk mengambil jalan aman yaitu matikan saja lagunya. Sebuah solusi yang sangat praktis, namun sukses mencabut “nyawa” dari stasiun tersebut.
Bayangkan betapa canggungnya suasana di Stasiun Solo Balapan sekarang.
– Dulu : “…air meluap sampai jauh dan akhirnya ke laut…” (suasananya syahdu, penumpang larut dalam alunan).
– Sekarang : “…pengumuman, kereta akan segera tiba di jalur tiga…” (suasana kaku, yang terdengar hanya suara roda dan klakson kereta).
Ini adalah sebuah kemenangan telak bagi hukum lembaga musik, sekaligus kekalahan telak bagi kearifan lokal dan nostalgia. Sang maestro Gesang mungkin tidak pernah membayangkan bahwa lagunya kelak akan “diusir” dari stasiun yang namanya disebut-sebut dalam liriknya sendiri.
Selamat tinggal, Bengawan Solo. Riwayatmu kini hanya ada di Spotify, bukan lagi di stasiun kebanggaan kami.
Imam Bukhori